Minggu, 25 Januari 2009

SOLUSI PENGEMBANGAN HIJAUAN DIDAERAH TROPIS : INTEGRASI RUMPUT DAN LEGUMINOSA


Pengembangan hijauan pakan ternak di negara tropis bila hanya mengandalkan rumput, maka  perlu mendapat perbaikan, hal ini dikarenakan rata-rata produksi hijauan rendah, kualitasnya rendah, kurang respon terhadap perbaikan hara tanah. Perbaikan produksi rumput dengan pemupukan Nitrogen dan Fosfat akan menaikkan produksi hijauan namun tidak ekonomis lagi, karena harga pupuk  mahal, tidak sepadan dengan hasil yang didapatkan setelah dikonsumsi ternak. Pengembangan hijauan pakan ternak bisa berupa hijauan rumput saja atau leguminosa saja ataupun campuran hijauan dan leguminosa. Tetapi yang baik dan ekonomis terdiri dari campuran rumput dan leguminosa.
Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan mengikat  Nitrogen dari udara dan menyumbangkannya kepada tanah. Nitrogen ini akan tersedia bagi tanaman jika seresah atau sisa tanaman leguminosa sudah membusuk dan terurai menjadi ion di dalam larutan tanah.  Dengan Leguminosa mensuplay N pada tanaman rumput, maka produksi bisa lebih baik dan menghemat pemupukan. Dengan penanaman campuran, bisa menjadi sumber protein dan dan mineral kadar tinggi bagi ternak, dan juga memperbaiki struktur tanah.
            Beberapa nilai manfaat penanaman campuran rumput dan leguminosa

1.  Introduksi rumput unggul dalam padang rumput asli yang dipupuk Nitrogen di Jamaika dilaporkan mampu meningkatkan 2 kali bahkan 3 kali lebih tinggi bila dibandingkan hijauan asli yang tidak dipupuk. Namun ternyata menurut Sam (1975) Produksi daging domba maksimal didapatkan dari percampuran tanaman rumput dan kacang-kacangan.
Tabel 1. Pengaruh spesies hijauan terhadap kenaikan Berat badan domba  dan kapasitas tampung

Perlakuan
Kenaikan Berat Badan
 domba (kg/ha/tahun)
Kapasitas Tampung
 (Satuan Ternak/Hektar)
Stylosanthes guyanensis (Sg)
106,5
0,62
Brachiaria decumbens (Bd)
49,6
0,71
Sg + Bd
117,5
0,90
Padang rumput asli
82,6
0,56

       Dari Tabel 1. diatas yang penting  adalah tanaman campuran rumput dan leguminosa  mampu meninggikan kapasitas tampung sehingga satuan ternak per hektar lebih banyak dan total kenaikan berat badan.

2. Sumbangan tanaman  pada padang penggembalaan dari buku Mc Ilroy.

Lokasi Pengembangan
Tanaman Hijauan
Hasil
Pustaka
Palmerston Utara, Selandia Baru
Rumput
2.240 kg Bahan Kering/ha/th; 2,31 % N
Sears (1953)
Rumput + Trifolium repens + Trifolium pratense
11.200 kg Bahan Kering/ha/th; 3,49 N
Amerika dan Inggris
Rumput + Trifolium
168-224 kg N/ha/th
Walker, Orchiston dan Adam (1954).
Johnstone Walacce, (1937).
Amerika serikat
Rumput
- Dctylis glomerata
- Festuoa arundinacea
Leguminosa
- Medicago sativa
- Trifolium repens
PBB sapi lebih tinggi dibandingkan yang hanya rumput saja.
Van Keusen dan Heineman (1958)
Quessland, sub tropis Australia
Stylosanthes gracilis + Heteropogon contortus
130 kg N/ha/th
Milles (1949)
Puerto Rico
Pueraria phaseoloides +
Pennisetum purpureum
204 kg N/ha/th.
Vicente-Chanler, Caro-Costas danFirarela, (1953)
Nigeria, daerah tropis
Centrosema pubescens +
Cydodon plectostachyus
260 kg N/ha/th.
Moore (1960)
Andropogon gayanus /Stylosanthes gracilis
Panicum maximum/S. gracilis, Melinis minutiflora / S. gracilis,
Pennisetumpurpureum/Centrosema pubescens,
P. Purpureum/Pueraria phaseoloides, Panicum/Stylosanthes gracilis
Dianjurkan untuk penggembalaan temporer di daerah savana kering
Cynodon plectostachius/Centrosema
Dianjurkan untuk daerah hutan lebih basah
Sumber : Susetyo, Soedarmadji, Kismono, Sriharini (1976)


3. Pertanaman campuran didaerah tropik yang dianjurkan seperti tabel 3.

No
Pertanaman Campuran
Catatan lain
1
Chloris gayana 11-16 kg/ha
Medicago sativa 2 kg/ha

2
Cloris gayana 11 kg
Clitoria ternatea
Clitoria ternatea ditanam dalam larikan
3
Melinis minutiflora 4-6 kg/ha
Pueraria phaseoloides 6-7 kg/ha
Di Clumbia (Vasques, 1957)
4
Melinis minutiflora 2-3 kg/ha
Centrosema 2-3 kg/ha

5
Panicum maximum 4-6 kg/ha
Centrosema 2-3 kg/ha

6
Pennisetum purpureum
Centrosema
Stek ditanam pada 60-90 cm dalam larikan, jarak 90-120 cm ditambah centrosema 2-3 kg/ha
Digitaria decumbens
Centrosema
Brachiaria mutica
Centrosema
Sumber : Susetyo, Soedarmadji, Kismono, Sriharini (1976)

4. Beberapa hasil penelitian Nilai manfaat leguminosa di Indonesia
a.   Leucaena leucocephala, adalah salah satu leguminosa pohon yang telah digunakan dalam system pertanian didaerah tropik termasuk Indonesia. Jenis ini mempunyai produksi biomas dan nilai gizi yang tinggi sebagai pakan ternak. Namun sejak adanya serangan hama kutu loncat pada tahun 1986, maka perlu di cari penggantinya yang tahan kutu loncat, dengan kualitas dan produktivitas yang mendekati L. leucocephala. Hasil yang diperoleh menunjukkan produksi ratarata selama 6 kali panen dengan berat segar dan kering tertinggi yaitu Z. tetragona 810,55 (246,70) g/pohon/panen kemudian diikuti A. angustissima 625,27 (235,74) g/pohon/panen; C. calothyrsus 376,67 (149,25) g/pohon/panen, L diversifolia 172,50 (65,56) g/pohon/panen. Dengan produksi yang relatif tinggi dan tidak terserang hama kutu loncat pada Z. tetragona merupakan potensi sebagai pengganti L. leucocephala. (Nurlaeli Kaso Noor 2008)
b.  Jenis tanaman pohon leguminosa (kacangkacangan) yang cocok ditanam untuk bera: Kaliandra Calliandra calothyrsus Turi Sesbania grandiflora; Gamal Gliricidium sepium; Lamtoro Leucaena leucocephala. Selain itu, leguminosa menjalar berikut juga dapat digunakan untuk perbaikan bera:  Benguk Mucuna pruriens; Arachis Arachis pintoi ; Kudzu Callopogonium mucunoides (Karda dan Spudiati,  2007)
c.   Disamping lamtoro dan yang sudah beradaptasi dengan baik pada lokasi petani di NTT, maka potensi biomass beberapa legum herba yang telah dikemas dalam bentuk hay sepert : Centrosema pascuorumdan Clitoria ternatea, danDesmodium sp pada musim kemarau memberikan respon yang signifikan positif baik konsumsi pakan maupun terhadap perubahan bobot badan pada semua perlakuan. Perubahan bobot badan sebesar 0,41 kg/ekor/hari pada ternak lepas sapih perlakuan lamtoro sangat nyata berbeda (P,0,01) dibandingkan perlakuanlain, disamping itu memberikan secara finansial menguntungkan apabila diterapkan oleh petani dan mitra usaha di NTT. (Hendrik, Marawali, Ati Rubianti dan Budisantoso, 2008 }
d.  Untuk menjembatani kekurangan pakan pada saat musim kemarau yang terjadi setiap tahun diperlukan penanaman  menggunakan stek jarak tanam yang disarankan adalah 50 x 50 cm atau 1 x 1 m. Stek gamal (Gliricidia sepium ) dapdap (Erythrina spp.). Tanaman dibuat dalam dua barisan tanaman dengan jarak barisan 50 cm dan jarak antara dua barisan satu dengan dua barisan yang lainnya adalah 1-1,5 m. Rumput-rumputan biasanya dibiarkan tumbuh diantara dua barisan satu dengan yang lainnya. (Sajimin dan Purwantari, 2006) 
e. Hasil penelitian leguminosa berpengaruh nyata terhadap variabel biomas tanaman jagung pada 28 HST, 42 HST dan produksi kernel jagung dimana spesies Clitoria ternatea menghasilkan biomas tanaman jagung tertinggi dibandingkan dengan spesies leguminosa lainnya pada 28 HST, spesies leguminosa Macroptiliumtriloba menghasilkan biomas tanaman jagung tertinggi pada 42 HST dan spesies leguminosa Clitoria ternatea menghasilkan produksi kernel jagung tertinggi dibandingkan dengan spesies leguminosa lainnya. (Sophia Ratnawaty, 2008)
f.   Penelitian peranan leguminosa sebagai tanaman penutup pada sistem pertanaman jagung untuk penyediaan hijauan pakan  menunjukkan bahwa sistem pertanaman jagung dengan leguminosa meningkatkan produksi hijauan untuk pakan ternak, sistem pertanaman yang optimal dengan memperhatikan kualitas dan produksi hijauan sebaiknya menggunakan sistem pertanaman Jagung dengan menggunakan leguminosa Calopogonium mucuniodes (Kalopo). (Mansyur, Indrani dan Susilawati, 2008)
g.  Penelitian Adaptif Pemanfaatan Leguminosa Sebagai Substitusi Konsentrat Pada Kambing Kacang Lokal Diaerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Jenis pakan yang diberikan yaitu rumput gajah, kulit pisang, gamal, lamtoro dan ampas tahu dengan jumlah berturut-turut 5%, 5%, 2,5% dan 2,5% dari berat badan. Ampas tahu diberikan sebanyak 1,5 kg per ekor. Penimbangan berat badan dilakukan dengan interval 7 hari. Total konsumsi bahan pakan dari kelompok T1 adalah 3,72 kg/ekor/hari dan T2 adalah 3,42 kg/ekor/hari. Kemampuan mengkonsumsi bahan pakan dari masing-masing kelompok terdapat perbedaan yang signifikan. Pertambahan berat badan harian kelompok T1 0,35 kg/ekor/hari  dan T2 0,30 kg/ekor/hari. Pertambahan berat badan harian pada masing-masing kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Hasil Pengkajian , 2008)
i.  Produksi Hijauan Beberapa Jenis Leguminosa Pohon untuk Pakan Ternak Pengambilan data dilakukan setelah tanaman kuat dan tegar (umur 1 tahun). Tanaman dipotong dengan interval 6 minggu dan tinggi potong 100 cm. Hasil yang diperoleh menunjukkan produksi rata-rata selama 6 kali panen dengan berat segar dan kering tertinggi yaitu Z. tetragona 810,55 (246,70) g/pohon/panen kemudian diikuti A. angustissima 625,27 (235,74) g/pohon/panen; C. calothyrsus 376,67 (149,25) g/pohon/panen, L. diversifolia 172,50 (65,56) g/pohon/panen. Dengan produksi yang relatif tinggi dan tidak terserang hama kutu loncat pada Z. tetragona merupakan potensi sebagai pengganti L. leucocephala. (Karda dan Spudiati,  2007)
Tanaman leguminosa di daerah tropis tumbuh lebih lambat daripada tanaman rumput, maka supaya bisa tumbuh dengan baik, maka penanaman rumput dan leguminosa dibuat dalam jalur beselang-seling.  Beberapa keuntungan penanaman campuran rumput dan leguminosa :
  • Memperbaiki unsur N dalam tanah, karena kemampuan leguminosa untuk mengikat N dari udara oleh bakteri yang terdapat dibintil-bintil akar.
  • Memperbaiki mutu pakan ternak ruminansia, karena kandungan protein dan mineral lebih tinggi
  • Daerah tropis yang lembab akan membatasi pertumbuhan rumput, namun dengan percampuran rumput dan leguminosa, leguminosa dapat memperbaiki pertumbuhan rumput, karena akarnya bisa lebih dalam.
  • Tanaman campuran rumput dan leguminosa  mampu meninggikan kapasitas tampung sehingga satuan ternak per hektar lebih banyak dan total kenaikan berat badan lebih tinggi.

Dari berbagai keuntungan yang ada maka strategi pengembangan hijauan pakan ternak supaya dapat mencukupi kebutuhan pakan hijauan untuk populasi ruminansia, dapat mempertahankan kesuburan lahan, bisa mendapatkan keuntungan maksimal dalam system produksi tanaman dan memperoleh system produksi yang berkelanjutan dengan penanaman campuran rumput dan leguminosa.

Akhirnya , rasa terima kasih saya sampaikan kepada dosen : Bapak Dr.Ir. Ifar Soebagyo, M.Ag.St yang telah membuka wawasan untuk ikut memikirkan keberlanjutan pengembangan peternakan melalui pemikiran menjaga keberlanjutan penyediaan hijauan pakan ternak.

DAFTAR PUSTAKA
Hasil Pengkajian , 2008.   Penelitian Adaptif Pemanfaatan Leguminosa Sebagai Substitusi Konsentrat Pada Kambing Kacang Lokal Diaerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. nad.litbang.deptan.go.id  down Load 27 September 2008
Hendrik H. Marawali, Ati Rubianti dan Esnawan Budisantoso, 2008. Perubahan Bobot Badan Anak Sapi Bali Lepas Sapih Yang Mendapat Leguminosa Di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Kupang – NTT, Indonesia. uripsantoso.wordpress.com down Load 27 September 2008
Karda I W. dan Spudiati,  2007. Produksi Hijauan Beberapa Jenis Leguminosa Pohon Untuk Pakan Ternak Meningkatkan Produktivitas Lahan Marginal Melalui Integrasi Tanaman Pakan Dan Ternak Ruminansia. Fakultas Peternakan, Universitas Mataram www.worldagroforestrycentre.org down Load 27 September 2008
Mansyur, Nyimas Popi Indrani Dan Iin Susilawati, 2008. Peranan Leguminosa Tanaman Penutup pada Sistem Pertanaman Jagung untuk Penyediaan Hijauan Pakan, www.progriptek.ristek.go.id down Load 27 September 2008
Nurlaeli Kaso Noor 2008, Peningkatan Produktivitas Ternak Kambing Melalui Pemberian Daun Gamal dan Suplementasi.  Dinas Peternakan Kabupaten Luwu.  uripsantoso.wordpress.com down Load 27 September 2008
Orsborurn, D.F., 1975. Beef Production From Improved Pasrture in the Tropics. World Review of Animal Production, Vol, 11,
Sajimin dan N.D. Purwantari, 2006  Produksi Hijauan Beberapa Jenis Leguminosa Pohon untuk Pakan Ternak. Prosiding Seminar Teknologi Peternakan dan Veteriner. www.bi.go.id  down Load 27 September 2008
Sam, K. 1975. Pengaruh padang rumput alam dan buatan terhadap pertumbuhan anak domba lokal. Thesis. IPB
Sophia Ratnawaty, 2008. Produktivitas Jagung Lamuru Pada Lahan Pasca Penanaman Leguminosa Di Desa Naibonat, Nusa Tenggara Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur ntt.litbang.deptan.go.id down Load 27 September 2008 
Susetyo, S. Soedarmadji, I. Kismono, I.S. Sriharini. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput tropika. Pradnya Paramita. Terjemahan dari Mc. Ilroy : An Introduction to Tropical Grassland Husbandry. Oxford Univ. Press. 1964.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar