Pengembangan hijauan pakan ternak di
negara tropis bila hanya mengandalkan rumput, maka perlu mendapat perbaikan, hal ini dikarenakan rata-rata
produksi hijauan rendah, kualitasnya rendah, kurang respon terhadap perbaikan
hara tanah. Perbaikan produksi rumput dengan pemupukan Nitrogen dan Fosfat akan
menaikkan produksi hijauan namun tidak ekonomis lagi, karena harga pupuk mahal, tidak sepadan dengan hasil yang
didapatkan setelah dikonsumsi ternak. Pengembangan hijauan pakan ternak bisa
berupa hijauan rumput saja atau leguminosa saja ataupun campuran hijauan dan
leguminosa. Tetapi yang baik dan ekonomis terdiri dari campuran rumput dan
leguminosa.
Tanaman leguminosa mempunyai kemampuan
mengikat Nitrogen dari udara dan
menyumbangkannya kepada tanah. Nitrogen ini akan tersedia bagi tanaman jika
seresah atau sisa tanaman leguminosa sudah membusuk dan terurai menjadi ion di
dalam larutan tanah. Dengan Leguminosa
mensuplay N pada tanaman rumput, maka produksi bisa lebih baik dan menghemat
pemupukan. Dengan penanaman campuran, bisa menjadi sumber protein dan dan
mineral kadar tinggi bagi ternak, dan juga memperbaiki struktur tanah.
Beberapa nilai manfaat penanaman campuran
rumput dan leguminosa
1. Introduksi
rumput unggul dalam padang rumput asli yang dipupuk Nitrogen di Jamaika
dilaporkan mampu meningkatkan 2 kali bahkan 3 kali lebih tinggi bila
dibandingkan hijauan asli yang tidak dipupuk. Namun ternyata menurut Sam (1975)
Produksi daging domba maksimal didapatkan dari percampuran tanaman rumput dan
kacang-kacangan.
Tabel 1. Pengaruh spesies hijauan terhadap kenaikan Berat
badan domba dan kapasitas tampung
Perlakuan
|
Kenaikan Berat Badan
domba (kg/ha/tahun)
|
Kapasitas Tampung
(Satuan
Ternak/Hektar)
|
Stylosanthes guyanensis (Sg)
|
106,5
|
0,62
|
Brachiaria decumbens (Bd)
|
49,6
|
0,71
|
Sg
+ Bd
|
117,5
|
0,90
|
Padang
rumput asli
|
82,6
|
0,56
|
Dari Tabel 1.
diatas yang penting adalah tanaman
campuran rumput dan leguminosa mampu
meninggikan kapasitas tampung sehingga satuan ternak per hektar lebih banyak
dan total kenaikan berat badan.
2. Sumbangan tanaman
pada padang penggembalaan dari buku Mc Ilroy.
Lokasi Pengembangan
|
Tanaman Hijauan
|
Hasil
|
Pustaka
|
Palmerston Utara, Selandia Baru
|
Rumput
|
2.240 kg Bahan Kering/ha/th;
2,31 % N
|
Sears (1953)
|
Rumput + Trifolium repens + Trifolium pratense
|
11.200 kg Bahan Kering/ha/th;
3,49 N
|
||
Amerika dan Inggris
|
Rumput + Trifolium
|
168-224 kg N/ha/th
|
Walker, Orchiston dan Adam (1954).
Johnstone Walacce, (1937).
|
Amerika serikat
|
Rumput
- Dctylis glomerata
- Festuoa arundinacea
Leguminosa
- Medicago sativa
- Trifolium repens
|
PBB sapi lebih tinggi
dibandingkan yang hanya rumput saja.
|
Van Keusen dan Heineman (1958)
|
Quessland, sub tropis Australia
|
Stylosanthes gracilis + Heteropogon contortus
|
130 kg N/ha/th
|
Milles (1949)
|
Puerto Rico
|
Pueraria phaseoloides +
Pennisetum purpureum
|
204 kg N/ha/th.
|
Vicente-Chanler, Caro-Costas danFirarela, (1953)
|
Nigeria, daerah tropis
|
Centrosema pubescens +
Cydodon plectostachyus
|
260 kg N/ha/th.
|
Moore (1960)
|
Andropogon gayanus /Stylosanthes gracilis
Panicum maximum/S. gracilis, Melinis minutiflora / S. gracilis,
Pennisetumpurpureum/Centrosema pubescens,
P. Purpureum/Pueraria phaseoloides, Panicum/Stylosanthes gracilis
|
Dianjurkan untuk
penggembalaan temporer di daerah savana kering
|
||
Cynodon plectostachius/Centrosema
|
Dianjurkan untuk daerah hutan
lebih basah
|
Sumber : Susetyo, Soedarmadji, Kismono, Sriharini (1976)
3. Pertanaman campuran didaerah tropik yang dianjurkan
seperti tabel 3.
No
|
Pertanaman Campuran
|
Catatan lain
|
|
1
|
Chloris gayana 11-16 kg/ha
|
Medicago sativa 2 kg/ha
|
|
2
|
Cloris gayana 11 kg
|
Clitoria ternatea
|
Clitoria ternatea ditanam dalam larikan
|
3
|
Melinis minutiflora 4-6 kg/ha
|
Pueraria phaseoloides 6-7 kg/ha
|
Di Clumbia (Vasques, 1957)
|
4
|
Melinis minutiflora 2-3 kg/ha
|
Centrosema 2-3 kg/ha
|
|
5
|
Panicum maximum 4-6 kg/ha
|
Centrosema 2-3 kg/ha
|
|
6
|
Pennisetum purpureum
|
Centrosema
|
Stek ditanam pada 60-90 cm dalam larikan, jarak 90-120
cm ditambah centrosema 2-3 kg/ha
|
Digitaria decumbens
|
Centrosema
|
||
Brachiaria mutica
|
Centrosema
|
Sumber : Susetyo, Soedarmadji, Kismono, Sriharini (1976)
4. Beberapa hasil penelitian Nilai manfaat leguminosa di Indonesia
a. Leucaena
leucocephala, adalah salah satu leguminosa pohon yang telah digunakan dalam
system pertanian didaerah tropik termasuk Indonesia. Jenis ini mempunyai
produksi biomas dan nilai gizi yang tinggi sebagai pakan ternak. Namun sejak
adanya serangan hama
kutu loncat pada tahun 1986, maka perlu di cari penggantinya yang tahan kutu
loncat, dengan kualitas dan produktivitas yang mendekati L. leucocephala. Hasil
yang diperoleh menunjukkan produksi ratarata selama 6 kali panen dengan berat
segar dan kering tertinggi yaitu Z. tetragona 810,55 (246,70) g/pohon/panen
kemudian diikuti A. angustissima 625,27 (235,74) g/pohon/panen; C. calothyrsus
376,67 (149,25) g/pohon/panen, L diversifolia 172,50 (65,56) g/pohon/panen.
Dengan produksi yang relatif tinggi dan tidak terserang hama kutu loncat pada Z. tetragona merupakan
potensi sebagai pengganti L. leucocephala. (Nurlaeli Kaso Noor 2008)
b. Jenis tanaman pohon leguminosa
(kacangkacangan) yang cocok ditanam untuk bera: Kaliandra Calliandra
calothyrsus Turi Sesbania grandiflora; Gamal Gliricidium sepium; Lamtoro
Leucaena leucocephala. Selain itu, leguminosa menjalar berikut juga dapat
digunakan untuk perbaikan bera: Benguk Mucuna
pruriens; Arachis Arachis pintoi ; Kudzu Callopogonium mucunoides
(Karda dan Spudiati, 2007)
c. Disamping lamtoro dan yang sudah
beradaptasi dengan baik pada lokasi petani di NTT, maka potensi biomass
beberapa legum herba yang telah dikemas dalam bentuk hay sepert : Centrosema
pascuorumdan Clitoria ternatea, danDesmodium sp pada musim kemarau
memberikan respon yang signifikan positif baik konsumsi pakan maupun terhadap
perubahan bobot badan pada semua perlakuan. Perubahan bobot badan sebesar 0,41
kg/ekor/hari pada ternak lepas sapih perlakuan lamtoro sangat nyata berbeda
(P,0,01) dibandingkan perlakuanlain, disamping itu memberikan secara finansial
menguntungkan apabila diterapkan oleh petani dan mitra usaha di NTT. (Hendrik,
Marawali, Ati Rubianti
dan Budisantoso, 2008 }
d. Untuk
menjembatani kekurangan pakan pada saat musim kemarau yang terjadi setiap tahun
diperlukan penanaman menggunakan stek
jarak tanam yang disarankan adalah 50 x 50 cm atau 1 x 1 m. Stek gamal (Gliricidia
sepium ) dapdap (Erythrina spp.). Tanaman dibuat dalam dua barisan
tanaman dengan jarak barisan 50 cm dan jarak antara dua barisan satu dengan dua
barisan yang lainnya adalah 1-1,5 m. Rumput-rumputan biasanya dibiarkan tumbuh
diantara dua barisan satu dengan yang lainnya. (Sajimin dan Purwantari, 2006)
e. Hasil
penelitian leguminosa berpengaruh nyata terhadap variabel biomas tanaman jagung
pada 28 HST, 42 HST dan produksi kernel jagung dimana spesies Clitoria
ternatea menghasilkan biomas tanaman jagung tertinggi dibandingkan dengan
spesies leguminosa lainnya pada 28 HST, spesies leguminosa Macroptiliumtriloba
menghasilkan biomas tanaman jagung tertinggi pada 42 HST dan spesies
leguminosa Clitoria ternatea menghasilkan produksi kernel jagung
tertinggi dibandingkan dengan spesies leguminosa lainnya. (Sophia Ratnawaty, 2008)
f. Penelitian peranan leguminosa sebagai
tanaman penutup pada sistem pertanaman jagung untuk penyediaan hijauan
pakan menunjukkan bahwa sistem
pertanaman jagung dengan leguminosa meningkatkan produksi hijauan untuk pakan
ternak, sistem pertanaman yang optimal dengan memperhatikan kualitas dan
produksi hijauan sebaiknya menggunakan sistem pertanaman Jagung dengan
menggunakan leguminosa Calopogonium
mucuniodes (Kalopo). (Mansyur,
Indrani dan Susilawati, 2008)
g. Penelitian Adaptif Pemanfaatan Leguminosa
Sebagai Substitusi Konsentrat Pada Kambing Kacang Lokal Diaerah Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam Jenis pakan yang diberikan yaitu rumput gajah, kulit
pisang, gamal, lamtoro dan ampas tahu dengan jumlah berturut-turut 5%, 5%, 2,5%
dan 2,5% dari berat badan. Ampas tahu diberikan sebanyak 1,5 kg per ekor.
Penimbangan berat badan dilakukan dengan interval 7 hari. Total konsumsi bahan
pakan dari kelompok T1 adalah 3,72 kg/ekor/hari dan T2 adalah 3,42
kg/ekor/hari. Kemampuan mengkonsumsi bahan pakan dari masing-masing kelompok
terdapat perbedaan yang signifikan. Pertambahan berat badan harian kelompok T1
0,35 kg/ekor/hari dan T2 0,30 kg/ekor/hari. Pertambahan berat badan
harian pada masing-masing kelompok tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Hasil Pengkajian ,
2008)
i. Produksi
Hijauan Beberapa Jenis Leguminosa Pohon untuk Pakan Ternak Pengambilan data
dilakukan setelah tanaman kuat dan tegar (umur 1 tahun). Tanaman dipotong
dengan interval 6 minggu dan tinggi potong 100 cm. Hasil yang diperoleh
menunjukkan produksi rata-rata selama 6 kali panen dengan berat segar dan
kering tertinggi yaitu Z. tetragona 810,55 (246,70) g/pohon/panen kemudian
diikuti A. angustissima 625,27 (235,74) g/pohon/panen; C. calothyrsus 376,67
(149,25) g/pohon/panen, L. diversifolia 172,50 (65,56) g/pohon/panen. Dengan
produksi yang relatif tinggi dan tidak terserang hama kutu loncat pada Z. tetragona merupakan
potensi sebagai pengganti L. leucocephala. (Karda dan Spudiati, 2007)
Tanaman leguminosa di daerah tropis
tumbuh lebih lambat daripada tanaman rumput, maka supaya bisa tumbuh dengan
baik, maka penanaman rumput dan leguminosa dibuat dalam jalur
beselang-seling. Beberapa keuntungan
penanaman campuran rumput dan leguminosa :
- Memperbaiki unsur N dalam tanah, karena kemampuan leguminosa untuk mengikat N dari udara oleh bakteri yang terdapat dibintil-bintil akar.
- Memperbaiki mutu pakan ternak ruminansia, karena kandungan protein dan mineral lebih tinggi
- Daerah tropis yang lembab akan membatasi pertumbuhan rumput, namun dengan percampuran rumput dan leguminosa, leguminosa dapat memperbaiki pertumbuhan rumput, karena akarnya bisa lebih dalam.
- Tanaman campuran rumput dan leguminosa mampu meninggikan kapasitas tampung sehingga satuan ternak per hektar lebih banyak dan total kenaikan berat badan lebih tinggi.
Dari berbagai keuntungan yang ada
maka strategi pengembangan hijauan pakan ternak supaya dapat mencukupi kebutuhan pakan hijauan untuk
populasi ruminansia, dapat mempertahankan kesuburan lahan, bisa mendapatkan
keuntungan maksimal dalam system produksi tanaman dan memperoleh system
produksi yang berkelanjutan dengan penanaman campuran rumput dan leguminosa.
Akhirnya
, rasa terima kasih saya sampaikan kepada dosen : Bapak Dr.Ir. Ifar Soebagyo,
M.Ag.St yang telah membuka wawasan untuk ikut memikirkan keberlanjutan
pengembangan peternakan melalui pemikiran menjaga keberlanjutan penyediaan
hijauan pakan ternak.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Pengkajian ,
2008.
Penelitian Adaptif Pemanfaatan Leguminosa Sebagai Substitusi Konsentrat Pada
Kambing Kacang Lokal Diaerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. nad.litbang.deptan.go.id
down Load 27 September 2008
Hendrik H.
Marawali, Ati Rubianti
dan Esnawan Budisantoso, 2008. Perubahan Bobot Badan Anak Sapi Bali Lepas Sapih
Yang Mendapat Leguminosa Di Pulau Timor, Nusa
Tenggara Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara
Timur. Kupang – NTT, Indonesia. uripsantoso.wordpress.com
down Load 27 September
2008
Karda I W. dan Spudiati, 2007. Produksi Hijauan Beberapa Jenis
Leguminosa Pohon Untuk Pakan Ternak Meningkatkan Produktivitas Lahan
Marginal Melalui Integrasi Tanaman Pakan Dan Ternak Ruminansia. Fakultas Peternakan, Universitas Mataram www.worldagroforestrycentre.org
down Load 27 September
2008
Mansyur, Nyimas Popi Indrani Dan Iin
Susilawati, 2008. Peranan Leguminosa Tanaman Penutup pada Sistem Pertanaman
Jagung untuk Penyediaan Hijauan Pakan, www.progriptek.ristek.go.id down Load 27 September 2008
Nurlaeli Kaso Noor 2008, Peningkatan
Produktivitas Ternak Kambing Melalui Pemberian Daun Gamal dan
Suplementasi. Dinas Peternakan Kabupaten
Luwu. uripsantoso.wordpress.com down Load 27 September 2008
Orsborurn,
D.F., 1975. Beef Production From Improved Pasrture in the Tropics. World Review
of Animal Production, Vol, 11,
Sajimin dan N.D. Purwantari, 2006 Produksi Hijauan Beberapa Jenis Leguminosa
Pohon untuk Pakan Ternak. Prosiding Seminar Teknologi Peternakan dan Veteriner.
www.bi.go.id down Load 27 September 2008
Sam, K.
1975. Pengaruh padang rumput alam dan buatan terhadap pertumbuhan anak domba
lokal. Thesis. IPB
Sophia Ratnawaty, 2008. Produktivitas
Jagung Lamuru Pada Lahan Pasca Penanaman Leguminosa Di Desa Naibonat, Nusa
Tenggara Timur. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur ntt.litbang.deptan.go.id
down Load 27 September
2008
Susetyo, S. Soedarmadji, I. Kismono, I.S.
Sriharini. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput tropika. Pradnya Paramita.
Terjemahan dari Mc. Ilroy : An Introduction to Tropical Grassland Husbandry.
Oxford Univ. Press. 1964.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar